Contact Info
Cyber 2 Tower, 34th Floor
Jl. HR Rasuna Said, Block X-5 No. 13
Kuningan Timur, Setiabudi
South Jakarta 12950
Indonesia
corsec@alamtriminerals.id +6221 2553 3060
20 August 2025
Direct Links

Harga Baja dan Aluminium Tertekan Tarif 50% AS dan Surplus Produksi China

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga baja dan aluminium diproyeksikan melemah hingga akhir tahun akibat perluasan tarif 50% oleh AS serta surplus produksi dari China.

Departemen Perdagangan Amerika Serikat resmi memperluas tarif 50% terhadap baja dan aluminium, mencakup 407 kategori produk baru, termasuk suku cadang mobil, bahan kimia, plastik, hingga komponen furnitur.

Analis mata uang Doo Financial Futures, Lukman Leong menyebutkan bahwa, harga baja dan aluminium justru cenderung tertekan, berbeda dengan lonjakan harga yang sempat terjadi pada komoditas lain seperti tembaga dan emas ketika kebijakan tarif diumumkan.

“Tarif aluminium dan baja telah berlaku sebelumnya dan kini hanya diperluas, sehingga dampaknya justru langsung menurunkan harga,” kata Lukman Leong kepada KONTAN, pada Rabu, (20/8/2025).

Analis mata uang Doo Financial Futures, Lukman Leong juga menambahkan bahwa, sentimen utama yang membebani harga berasal dari surplus produksi di China. Pemerintah China memang berusaha mengatasi over capacity, namun produksi baja masih mencapai lebih dari 1 miliar ton per tahun.

Data terbaru juga menunjukkan produksi aluminium hampir menyentuh kuota pemerintah sebesar 45 juta ton.

“Krisis sektor properti China dan tekanan pada industri otomotif akibat tarif tambahan juga memperburuk permintaan. Akibatnya, aluminium masih surplus 500.000 ton dari total 100 juta ton, sementara surplus baja jauh lebih parah, mencapai 500 juta ton dari total permintaan global yang hanya 1,75 miliar ton,” jelasnya.

Lukman memperkirakan harga aluminium akan berada di kisaran US$2.300 per ton, sementara harga baja diproyeksikan sekitar US$2.800 per ton hingga akhir tahun. Ia menambahkan, arah harga selanjutnya sangat bergantung pada perkembangan pembicaraan tarif antara AS dan China.