Bisnis.com, JAKARTA — Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) dan turunannya serta besi dan baja yang merupakan komoditas nonmigas unggulan Indonesia mengalami peningkatan sepanjang Januari—Agustus 2025.
Deputi Bidang Statistik Produksi BPS M. Habibullah mengatakan nilai ekspor nonmigas Indonesia meningkat sepanjang delapan bulan pertama 2025, kecuali ekspor batu bara.
Adapun, ketiga komoditas CPO, besi dan baja, batu bara memberikan pangsa (share) sebesar 28,87% dari total ekspor nonmigas sepanjang Januari—Agustus 2025.
Diketahui, total ekspor nonmigas Indonesia pada Januari—Agustus 2025 mencapai US$176,09 miliar, atau naik 9,15% pada periode yang sama tahun lalu senilai US$161,33 miliar.
“Total ketiganya [ekspor besi dan baja, batu bara, serta CPO dan turunannya] memberikan shares ekitar 28,87% dari total ekspor nonmigas Indonesia pada periode yang sama, yaitu Januari—Agustus 2025,” kata Habibullah dalam konferensi pers Rilis BPS, Senin (1/10/2025).
Lebih jauh, share alias pangsa terhadap ekspor besi dan baja, batu bara, serta CPO dan turunannya masing-masing sebesar 10,38%, 9,03%, dan 9,46% pada Januari—Agustus 2025.
Habibullah merincikan, nilai ekspor besi dan baja meningkat sebesar 10,24% secara kumulatif serta CPO dan turunannya melonjak 35,23% secara kumulatif. Di sisi lain, nilai ekspor batu bara justru turun 20,99% secara kumulatif.
”Nilai ekspor besi dan baja naik sebesar 10,24% secara kumulatif, nilai ekspor batu bara turun 20,99% secara kumulatif, nilai ekspor CPO dan turunannya naik 35,23% secara kumulatif,” ungkapnya.
Jika ditinjau lebih jauh, ekspor besi dan baja naik 10,24% dari US$16,59 miliar pada Januari—Agustus 2024 menjadi US$18,29 miliar pada Januari—Agustus 2025.
Sejalan dengan pertumbuhan ekspor, volume besi dan baja juga meningkat sebesar 10,33%, yakni dari 13,64 juta ton pada Januari—Agustus 2024 menjadi 15,05 juta ton pada Januari—Agustus 2025.
Kendati demikian, harga rata-rata besi dan baja turun tipis 0,25% secara kumulatif. Pada Januari—Agustus 2025, harga rata-rata komoditas ini berada di level US$1.213,29 per ton dibandingkan periode yang sama tahun lalu mencapai US$1.216,33 per ton.
Kemudian, BPS juga mencatat nilai ekspor CPO dan turunannya melonjak 35,23% dari US$12,32 miliar pada Januari—Agustus 2024 menjadi US$16,66 miliar pada Januari—Agustus 2025.
Lebih lanjut, volume ekspor CPO dan turunannya juga meningkat 13,56% dari 14,26 juta ton pada Januari—Agustus 2024 menjadi 16,20 juta ton pada Januari—Agustus 2025.
Data menunjukkan, rata-rata harga CPO dan turunannya di tingkat global naik 19,91% menjadi US$1.041,32 per ton pada Januari—Agustus 2025, dari periode yang sama tahun lalu di level US$868,42 per ton.
Di sisi lain, batu bara menjadi satu-satunya komoditas dengan penurunan nilai ekspor mencapai 20,99% secara kumulatif menjadi US$15,91 miliar sepanjang Januari—Agustus 2025. Nilainya turun dari US$20,13 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Pada Januari—Agutsus 2025, penurunan nilai ekspor batu bara sejalan dengan volume ekspor yang juga turun 5,16% secara kumulatif menjadi 251,13 juta ton pada Januari—Agustus 2025. Padahal, volume ekspornya pernah mencapai 264,78 juta ton pada periode yang sama tahun lalu.
Dari sisi harga, rata-rata batu bara di tingkat global mencapai US$63,48 per ton. Nilainya turun 16,62% secara kumulatif dari sebelumnya di level US$76,14 per ton pada Januari—Agustus 2024.