Bisnis.com, JAKARTA — Malaysia berencana merombak industri baja yang bertujuan mengelola kelebihan kapasitas, merestrukturisasi perizinan, dan mempersiapkan dekarbonisasi dengan tujuan mencapai sektor sepenuhnya hijau pada 2050.
Menteri Perdagangan Malaysia Tengku Zafrul Aziz mengatakan peta jalan 10 tahun tersebut mencakup penetapan pedoman perizinan yang jelas bagi produsen, penerapan kerangka kerja penetapan harga karbon dan transparansi, serta perluasan akses pembiayaan untuk transisi menuju produksi hijau dan bernilai tambah tinggi.
Menurutnya, baja merupakan salah satu industri dengan intensitas karbon tertinggi di Malaysia yang membuatnya terpapar hambatan regulasi pasar dan menjadikan dekarbonisasi sebuah keharusan.
Industri ini juga menghadapi ketidakseimbangan pasokan dan permintaan domestik yang tajam, dengan proyeksi kapasitas hulu dapat mencapai 40,8 juta ton pada 2030, sedangkan permintaan hanya 14,7 juta ton.
"Kesenjangan ini menyoroti kelebihan kapasitas aset yang kurang dimanfaatkan, pengembalian investasi yang buruk, dan kondisi pasar yang melemahkan daya saing dan ketahanan," ujarnya dilansir Reuters, Selasa (30/9/2025).
Dia mengusulkan agar blok regional ASEAN membangun basis data tentang kapasitas dan utilisasi yang dapat membantu mengatasi kelebihan kapasitas baja, dumping, dan transshipment.
"Negara-negara Asia Tenggara juga harus berupaya mengembangkan jalur dekarbonisasi bersama, dan menjajaki pembentukan pusat produksi baja hijau," katanya.